Christine Panjaitan dan Marissa Haque
Keduanya sangat populer diera yang sama yaitu awal 80-an. Christine populer dijalur musik pop melow dan Marissa berjaya dijalur film serta model. Memang keduany pernah ber'irisan' dalam bidang yang mirip atau bahwakn sama semisal Christine menjajal kemampuan acting dalam film layar lebar walau hanya satu-dua judul dan Marissa pernah rekaman musik ketika ditaksir berat oleh Fariz RM. Namun memang takdir mereka berada pada dua seberang cita yang berjauhan/berbeda.
Cita dan Cinta 2 Perempaun Bintang
Namun takdir cinta mereka berdua ternyata teramat-sangat-kelewat dekat. Yah... siapa yang tak pernah tahu atau mendengar bahwa kisah cinta pilu menjadi sebuah derita panjang bagi sang buluh perindu Christine Panjaitan yang dipaksa oleh adat, agama, serta gereja Batak Protestannya untuk merelakan Ikang Fawzi (Ahmad Zulfikar Fawzi) yang beragama Islam dan bukan suku Batak mencari pengganti dirinya. Nah, dalam seluruh karya lagu dan musik Rinto Harahap dalam kurun masa 1983 sampai 1990 adalah masa keemasan Rinto dan Christine. Karena kemampuan Rinto Harahap mengeksploitasi kesedihan serta kehampaan sang biduan (Metro TV, Live, 7 Februari 2010).
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEvOzswgeapFvyBb37CymNg5tDipvYRzyZnN2-dkmlkl0jWBRV883DFOLViAp9qhKR94R7YJNl9To2dBjLjxaCnuifTw9JG6PEqMWORFnENRklhUL-fQCl2PKney470kBOrjDnoK3KdNVo/s320/marissa_haque_&_christine_panjaitan.jpg)
Pada akhirnya takdir cinta mempertemukan Ikang Fawzi yang sedang dalam kondisi galau dan kehilangan keseimbangan (pengakuan Ibu Ikang Alm Setia Nurul Fawzi, 1983) dengan aktris berbakat yang tengah naik daun beranama Marissa Haque. Atas jasa Rima Melati dan Sophan Sophiaan, Marissa semakin naik daun ketika mendapatkan Piala Citra pada FFI 1985 di Bandung sekaligus mendapatkan seorang Kekasih baru yang menurutnya cerdas serta baik hati.
Sebagai mahasiswa Universitas Padjadjaran Bandung khusus FISIP-Kom, keduanya kemudian menjadi fokus serta target bahan tulisan untuk paper akhir mata kuliah kami.